Latest on My Notebook - Install Remix OS di dalam Linux Peppermint 7

  0 comment
Yang baru --terpasang-- di laptop, Peppermint 7! Terakhir coba install Linux itu dulu jaman Ubuntu 10.10 di PC, kesannya biasa saja. Terlalu malas untuk mendalami Ubuntu, itu karena memang di Ubuntu sulit untuk menginstall software pendukung secara offline. Terlebih saat itu sangat fakir internet, segalanya harus pergi ke warnet.
Sampai-lah belum lama ini, coba Peppermint 7 yang katanya ringan di spesifikasi komputer lawas. Ya, Notebook HP Pavillion g4 dengan RAM 2gb cukup di katakan sebagai komputer lawas jaman sekarang. Terbukti, memang Peppermint 7 ini sangat ringan, terlebih cuma sekedar membuka
software LibreOffice dan Software pengolah gambar Gimp juga pemutar lagu Deadbeef secara bersamaan. Terkecuali jika membuka browser Firefox (bawaan) dan kita browsing didalamnya, akan terasa makin banyak memakan RAM. Tapi masih lebih ringan dibanding Windows 7 yang kadang sampai membuat bunyi nyaring kipas dengan sekedar browsing dan membuka aplikasi ringan secara berbarengan.

Sedia ruang hardisk 25gigabyte untuk Peppermint 7, ini lebih dari cukup dari syarat minimum untuk instalasi yaitu RAM minimum 512mb (2giga lebih di sarankan) dan ruang bebas sebesar 10gb (20gb di sarankan). Jadilah dualboot Windows 7 dan Peppermint 7 di Laptop, sampai kira-kira 3 minggu bertahan. Setelahnya tidak sengaja menemukan dan akhirnya mencari tahu tentang Remix OS. Android di dalam PC, begitulah kata orang tentang OS ini.
Sebelum install Remix OS (Android v6.0.1) 32bit ini, terlebih dulu mencari tahu tentang OS sejenis (kebiasaan mencari tahu secara mendetail sebelum memutuskan sesuatu). Ketemulah Pheonix OS, sama-sama berbasis Android-x86 dan bersumber kode terbuka (open source). Tapi pilihan tetap di Remix OS, karena pengembangannya sendiri lebih terjamin oleh perusahaan di Taiwan. Jadilah multiboot (windows 7, Peppermint 7 dan Remix OS) di Laptop jadul ini.
Dari 33gb ruang untuk Peppermint7, 11gb dialokasikan untuk Remix OS (di sarankan min. 8gb). Hasilnya cukup memuaskan, Remix OS ini dapat berjalan dengan cukup lancar. Walaupun masih banyak game yang tampilannya berantakan kala di jalankan. Untuk aplikasinya sendiri gw install yang versi agak lawas, bukan versi terbaru. Karena memang cukup berat jika RAM hanya 2gb. Seperti Twitter v5.102 dan Es File Explorer v3.0.4. Remix OS v3.0.207 32bit ini masih ada bug di wireless untuk kebutuhan transfer file antar perangkat Android.
Sebenarnya ingin juga install Chrome OS, tapi karena banyak pertimbangan akhirnya diurungkan niatan tersebut. Salahsatunya karena Chrome OS ini di peruntukkan surfing di internet, kesemuanya mesti terhubung internet. Jadi tidak cocoklah, terlebih sulit mencari folk dari Chrome OS ini, Chromium OS sendiri sudah tidak menyediakan link downloadnya. Ya, Google mulai bertingkah (menurut ke-sok-tauan gw) dimulai dari menghentikan dukungan browser Chrome untuk Linux 32bit, sampai belum lama ini meng-opensource-kan browser Chrome untuk iOS. Mencurigakan, setelah membuka kode programnya (pada komunitas) lantas nanti mereka menutup lagi kode tersebut setelah mendapatkan apa yang mereka mau (entah apa).
Dari ketiga sistem operasi yang terinstall tersebut, masing-masing punya kegunaan. Seperti windows 7 gw gunakan sebagai OS inti, yaitu kadang berguna sekali untuk flashing hp Android, selebihnya hampir sudah bosan dengan windows.

Lalu Peppermint7, ini sebenarnya masih mendalami penggunaan Linux khususnya Debian (Peppermint7 berbasiskan Debian > Ubuntu 16.04). Mulai dari instalasi software online (via terminal) dan repack package tersebut agar bisa di install secara offline. Modifikasi Grub, membiasakan penggunaan shortcut juga mempelajari perintah di terminal yang cukup banyak itu.
Terakhir Remix OS, ini lebih kepada iseng sih. Tapi patut di pelajari juga, terlebih kedepannya sudah di pastikan ada trend IoT (Internet of Thing). Yaitu sistem operasi yang kesemuanya di peruntukkan/lebih condong penggunaannya untuk berinternet. Mulai dari media penyimpanan, aplikasi yang di jalankan lewat internet dan sebagainya. Kalau Google dengan Chrome OS-nya, Microsoft dengan Windows 10 IoT dan Jide dengan Remix OS-nya.
Ha! ngejar teknologi ga akan ada hentinya!

Post terkait Latest on My Notebook - Install Remix OS di dalam Linux Peppermint 7

No comments Latest on My Notebook - Install Remix OS di dalam Linux Peppermint 7